Pembangunan Mass Rapid Transit (kereta bawah tanah) tidak hanya terkendala bangunan di atas tanah, tapi juga jaringan utilitas yang berada di bawah tanah. Rencana pembangunan subway dari Lebak Bulus hingga Dukuh Atas bakal menerabas utilitas bawah tanah seperti kabel listrik, gas, air dan telepon. Berdasarkan peta rencana jalur MRT, diperkirakan penggalian jalur kereta bawah tanah itu akan mengenai ribuan jaringan utilitas bawah tanah yang berserakan. Kedalaman jaringan utilitas rata-rata 2 meter di bawah permukaan tanah. Meskipun MRT berada sekitar 30 meter di bawah permukaan, titik awal dan akhir pengeborannya tetap bakal terkendala jaringan itu. Pipa gas milik PGN misalnya, akan menjadi salah satu korban MRT seperti yang berada di Jalan Asia Afrika, Jaksel, dekat Hotel Century. Menanggapi hal itu, Pemprov DKI mengusulkan agar menggeser jaringan utilitas bawah tanah yang terkena dampak MRT. "Kami usulkan digeser saja. Sebab, kalau dipindah tidak mungkin. Sudah kami bicarakan kepada pemiliknya, tapi belum ada jawaban," ujar Kepala Dinas Tata Kota DKI Jakarta Wiriatmoko. Ia mengatakan, sejauh ini belum ada kesepakatan langkah apa yang akan diambil terkait hal ini. Saat ini, sejumlah utilitas yang sudah diidentifikasi akan terkena MRT baru pipa gas, sementara yang lain belum dipetakan. Wiriatmoko mengakui masalah ini timbul karena Jakarta belum menerapkan sistem jaringan utilitas terpadu. Setiap akan dilakukan pemasangan atau pembongkaran utilitas, dilakukan oleh masing-masing institusi yang berkepentingan tanpa berkoordinasi dengan pemilik jaringan yang lain. "Ke depan, kita pakai sistem ducting, jadi seluruh kabel dari berbagai jenis utilitas, entah telepon, air, gas, dimasukkan dalam satu terowongan dengan kapasitas besar. Jadi kalau mau dibongkar, tinggal angkat saja," katanya. Sistem ini sudah diterapkan di berbagai kota besar di dunia karena lebih efesien. "Coba kalau sekarang, hujan-hujan saja gali sana gali sini. Makanya mulai sekarang kami sudah koordinasikan dengan semua pihak pemilik instalasi bawah tanah. Sebab, tahun depan sudah mulai pembangunan konstruksi," ujarnya.